Menopause Dini Meningkatkan Risiko Gagal Jantung

Penelitian di AS telah menunjukkan bahwa wanita yang memasuki masa menopause lebih awal memiliki risiko gagal jantung yang lebih tinggi.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan memiliki kemungkinan 2,75 kali lebih besar untuk terserang penyakit ini daripada wanita yang memiliki anak.

Mengingat hasil ini, penulis penelitian menyoroti pentingnya mempelajari secara lebih rinci apa pengaruh faktor-faktor seperti kehamilan dan lamanya periode reproduksi pada kesehatan jantung wanita.


"Ini adalah faktor-faktor yang dapat memengaruhi risiko wanita terkena penyakit jantung, terutama gagal jantung," kata Nisha Parikh, rekan penulis penelitian, yang dilakukan bersama oleh delapan universitas AS.

Memahami penelitian

Studi yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology, menganalisis data yang dikumpulkan dari tahun 1993 hingga 1998 untuk 28.516 wanita dengan usia rata-rata 63 tahun. Dalam sampel ini, usia rata-rata untuk menopause adalah 47 tahun? dan 1.494 dari wanita ini harus dirawat di rumah sakit karena gagal jantung.

Baca juga: Cara mengatasi gejala menopause


Di antara faktor-faktor seperti usia, tingkat pendidikan, merokok, indeks massa tubuh, penggunaan kontrasepsi oral dan histerektomi, apakah tim peneliti menyadari bahwa menopause dini? dan akibatnya periode reproduksi yang lebih pendek? terkait dengan risiko yang lebih tinggi untuk penyakit jantung. Lebih tepatnya, setiap tahun ditambah usia wanita pada saat menopause, ia akan 1% lebih kecil untuk menderita gagal jantung.

Salah satu hipotesis yang diajukan oleh para peneliti untuk menjelaskan hubungan ini adalah bahwa menopause dini akan mempersingkat masa reproduksi, juga mengurangi waktu di mana tubuh terpapar hormon seks, seperti estrogen.

Bagaimana dengan wanita yang tidak memiliki anak?

Studi ini juga menunjukkan bahwa wanita yang tidak pernah melahirkan memiliki kemungkinan 2,75 kali lebih besar untuk mengalami gagal jantung daripada wanita yang memiliki anak.


Hubungan antara tidak memiliki anak dan penyakit masih belum pasti, dan para peneliti menyarankan bahwa penjelasan untuk fenomena ini mungkin merupakan faktor yang terkait dengan gaya hidup wanita, seperti depresi. "Tentu saja, banyak wanita memilih untuk tidak hamil, dan kami masih belum bisa menilai faktor itu," kata ilmuwan Nisha Parikh.

Dia mengatakan dia berharap penelitian ini akan meningkatkan kesadaran di kalangan komunitas medis tentang hubungan antara faktor-faktor reproduksi dan perkembangan penyakit jantung. Karena itu, ia berharap dokter juga akan mempertimbangkan riwayat reproduksi pasien mereka untuk menilai risiko kegagalan mereka.

Baca juga: Menopause Dini: Apa itu?

Gangguan Kesehatan Saat Menopause (April 2024)


  • 1,230